Suatu waktu, seorang wartawan junior berbicara tentang buku. Ketidak sediaan buku di sumedang. Akses yang sulit terhadap buku. Toko buku yang sering bangkrut di sumedang dan penanganan perpustakaan di sumedang. wartawan junior tadi lupa... di hadapannya adalah wartawan senior dari jurusan perpustakaan. Penelitiannya tentang buku. Beberapa kali meliput tentang buku di sumedang. Dan wartawan senior itu membiarkan wartawan junior lupa semua hal itu dengan diam dan tersenyum.
Beberapa tahun lalu seorang teman melahirkan. Dengan berapi-api ia ceritakan sakitnya melahirkan. Repotnya mencuci pakaian bayi di waktu hujan. Pedih & pegalnya seorang ibu menyusui. Ibu muda tadi berbicara sangat cepat. Tidak menyisakan waktu bagi ibu lain berbicara. Sampai detik tertentu ia menyadari. ia adalah ibu paling muda diantara ibu2 yang terdiam. Ibu- ibu yang sudah punya anak lebih dulu dan yang telah melupakan sakit itu. Ibu-ibu yang terdiam telah mengubah rasa sakitnya menjadi kebijaksanaan.
Sesekali waktu kita mungkin harus menghargai orang yang sedang diam. Dibaliknya ada kesabaran yang sedang tumbuh. Bukankah setiap orang harus belajar. Mungkin saat itu waktu yg terbaik untuk diam, agar orang yang baru belajar mendapatkan hikmah.
penulis: Ekha Subara