Awal tahun ini saya dan 2 sahabat saya meski tidak
bersepakat sama sama menekuni hobi. Entah tepat atau tidak pilihan katanya
hobi. Yang jelas kami pilih suatu bidang yang kami senangi lantas mulai
beraktivitas dengan hal itu. Dua sahabat saya memilih pola diet sehat untuk
ditekuni, food combining namanya. Sedangkan saya menekuni ilmu manajemen dan
bisnis dengan berbagai alasan.
Dalam perkembangannya, tanpa mereka sadari, saya sering
melihat mereka berdua asyik sekali berbicara mengenai pengetahuan pola diet
sehat itu. Dan entahlah, ada rasa ingin lebih dekat dengan mereka, terlibat pembicaraan intensif dengan
mereka. Akhirnya saya memutuskan juga ikut food combining. Yup… awalnya saya
hanya ingin lebih dekat dengan 2 sahabat itu, ingin lebih menyelami lagi
pemikiran mereka dan ingin tidak terjadi gap yang curam dalam komunikasi
bersama mereka. Makanya saya ikut FC. Namun ada alasan lain tentunya : saya
ingin lebih sehat.
Maka saya menjalani hari hari tanpa sarapan nasi uduk,
lontong sayur atau bubur ayam. Tapi selalu menjadikan buah buahan sebagai
sarapan setelah sebelumnya minum air jeruk nipis tanpa gula. Untuk makan siang
dan makan malam, saya pun harus memilih apakah mau menu karbohidrat dengan
sayur atau protein hewani dengan sayur tidak dengan menggabungkan karbohidrat
dan protein hewani. Lalu sama sekali tidak makan olahan pabrikan.
Menurut – Andang Gunawan (Food Combining, Kombinasi Makanan
Serasi)-Food Combining adalah metode pengaturan asupan makanan yang
diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh, khususnya yang berhubungan dengan
sistem pencernaan. Efek pola makan ini meminimalkan jumlah penumpukan sisa
makanan dan metabolisme sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan zat makanan
menjadi lancar dan pemakaian energi tubuh juga lebih efisien.
Dampak setelah melakukan pola FC saya merasa badan lebih
ringan, enteng dibawa aktivitas dan perut saya yang suka gak enak karena banyak
gas dan asam jadi enak. Lalu dalam 1 bulan berat badan saya turun 1 kg. Yang
terakhir itu tolong abaikan saja J
J J. Namun saya katakan
kepada sahabat saya yang satu “ dengan ketatnya pengaturan di FC, saya akan
tetap cheating mbak (cheating istilah dalam diet untuk menyebutkan aktivitas
makan yang tidak sesuai juklak). Karena saya khawatir saya Nampak mengharamkan
apa yg Allah halalkan. Untuk itu agar tetap saya menghalalkan apa apa yang
diluar juklak saya akan cheating”
Dalam menjalani aktivitas pola makan sehat ini, saya dan 2
sahabat ini bergabung di salah satu group wa. Disitu selain diberikan petunjuk
dan pelatihan secara on line, dengan kesadaran sendiri kami pun mengevaluasi
kegiatan diet kami dengan laporan. Beberapa waktu dilalui… tahu tahu motor
penggerak group ini yg sudah 2 tahun menjalani FC ternyata berubah haluan.
Beliau mengubah pola makan sehatnya dari Food Combining ke Ketogenic Diet.
Diet
ketogenik, apakah itu sebenarnya? Diet yang juga biasa disebut diet keto
ini adalah sebuah pola diet yang menggunakan lemak tubuh (body fat) sebagai
sebagai sumber energi. Fungsi karbohidrat sebagai sumber energi digantikan oleh
lemak. Sejauh ini diet keto lumayan populer sebagai metode diet menurunkan
berat badan. Dan juklak nya itu jauh berbeda dengan pola diet Food combining.
Lantas ??? … Kami bertiga merenung… satu sahabat saya yang
lainnya. Dia memang yang paling tertib urusan diet. Dengan cepat dia memutuskan
ikut juga Diet ketogenik. Saya dan sahabat satunya lagi kembali merenung.
Dan ini renungan saya :
Bahwa tiap orang ingin sehat itu pasti. Tujuannya agar bisa
beraktivitas (beribadah) kepada Allah dengan kualitas yang baik. Allah sudah
memberikan petunjuk tentang makanan dan minuman dengan jelas kepada kita kaum
muslimin. Beserta cara pengolahan dan makannya. Namun memang secara rinci
terkait dengan perubahan zaman hingga banyak jenis makanan atau pola makan yang
berkembang itu memang harus dipelajari lebih lanjut. Namun intinya selama pola
tersebut tidak mengharamkan apa yang halal serta sebaliknya. Juga hanya
menggunakan jenis dan pola makanan yang halal dan tidak bertentangan dengan Al
Qur’an dan hadits maka itu boleh.
Untuk menyikapi permasalahan kesehatan yang menjadi bagian kajian ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya mengadopsi pemikiran Syaikh taqiyuddin An nabhani dalam
kitab At tafkir bahwa metoda ilmiah dapat digunakan dalam pengkajian objek
objek material yang dapat diindera. (termasuk untuk makanan dan pola makan
ini). Dan juga memahami bahwa metoda ilmiah ini melahirkan kesimpulan ilmiah
yang secara alamiah tunduk pada penelitian dan penelaahan . kesimpulan tersebut
akan tetap merupakan kesimpulan ilmiah selama tidak ada penelitian ilmiah lain
yang membuktikan adanya kekeliruan dalam salah satu aspeknya.
Maka tidak aneh kalau missal penggerak salah satu komunitas
pola makan sehat terbesar di Indonesia ini (yang saya tahu begitu) lalu berubah
haluan saya katakana sangat wajar. Hal tersebut akan sesuai dengan pengalaman
empiris yang beliau temukan dalam dirinya atau pun orang lain di sekitarnya.
Namun dari sana akhirnya saya memutuskan untuk diri saya
sendiri untuk tidak menggunakan pola diet apa pun. Nah lho… J J J . Bukan saya menyerah
untuk kesehatan yang lebih baik. Tapi justru ingin lebih dari itu : sehat dan
berpahala.
Basisnya justru lebih dari metoda ilmiah menurut saya ,
yaitu pemikiran rasional. Saya ingin menelusurinya lebih jauh dari Rasulullah Muhammad,
insan yang tidak pernah sakit selain menjelang wafatnya. Bukan selama ini saya
tidak memperhatikan pola dan cara makan dalam islam, tentu saja selama ini saya
menggunakannya. Karena itu pola diet FC itu tidak saya gunakan sepenuhnya.
Namun ini tentang pengetahuan yang lebih detail lagi tentang itu.
Malah saya berbincang dengan sahabat saya itu, seseorang
yang mampu membuat metoda atau pola tertentu yang rinci sampai ke cara dan menu
harian serta kronologi yang harus dilakukan harian dalam pola makannya adalah
mujtahid masalah. Kategori mujtahid yang membidangi masalah tertentu. Dia
levelnya dibawah mujtahid madzhab dan mujtahid mutlak.
Oh ya… bukan berarti saya juga menutup mata terhadap buku
atau pola pola yang sudah ada saat ini. Saya apresiasi saudara muslim saya yang
lain yang lebih dulu melaksanakannya. Namun saya ingin kajian yang lebih
komprehensif. Kajian dalil syara dan pengetahuan objek fakta kesehatan yang
mumpuni. Jangan sampai kajian ini luput tentang jenis makanan atau pola makan
yang belum ada pada zaman rasul.
Saya hanya ingin pemahaman benar dalam meneladani
rasul. Menjadikan perilaku khas alami
individunya (jibiliyah) sebagai perkara mubah untuk diikuti kecuali dengan rasa
taqarub illallah dan cinta rasul sehingga berpahala. Sedangkan untuk aktivitas
bukan alami individunya diteladani sebagai sebuah hukum (tasyri) bagi umatnya
kecuali hukum yang khusus bagi beliau.
Aaaah kalau sudah begini saya selalu ingat kata kata suami
saya. Beginilah kalau kita belum ke tahap mujtahid. Agak susah cari
jawaban-jawaban permasalahan karena harus bertanya pada mujtahid hehehe… Lebih
jauh lagi … mujtahid sekarang ini pun agak sulit mencari fakta yang real. Meski
ilmu adalah universal boleh dipakai lintas agama karena dia berbasis fakta.
Tetap saja pemilihan hasil penelitian muslim yang adil adalah keutamaan.
Namun kita lihat fakta sekarang bahnyak hasil penelitian itu
hasil dari sponsor dengan tendensi
tertentu ketika membiayai penelitian. Kita lihat juga Fakta yang tertutupi
dengan dalih penjualan ayat tertentu atau hadits tertentu untuk lakunya produk
mereka. Padahal menggunakan produk lain pun bisa dan hukumnya boleh.
Dimana lagi menemukan lingkungan akademik dan wadah
intelektual yang jujur untuk ilmu pengetahuan dan kemaslahatan kaum muslimin
serta ketinggian izzah islam kalau bukan di system khilafah. Namun system
kapitalis saat ini seperti menjerumuskan banyak peneliti dan intelektual kepada
persaingan ilmu untuk komersialisasi. Namun tentu kita patut bersyukur, masih
ada intelektual muda islam saat ini yang bertekad untuk mengembalikan identitas
keilmuan mereka untuk islam dan izzah islam.
Allahu Akbar !!!