Food Combining, Ketogenic Diet dan Khilafah

Inspirasi Islami Perempuan, Keluarga dan Anak

Sabtu, 22 Oktober 2016

Food Combining, Ketogenic Diet dan Khilafah

Vegetables, Healthy Nutrition, Kitchen






Awal tahun ini saya dan 2 sahabat saya meski tidak bersepakat sama sama menekuni hobi. Entah tepat atau tidak pilihan katanya hobi. Yang jelas kami pilih suatu bidang yang kami senangi lantas mulai beraktivitas dengan hal itu. Dua sahabat saya memilih pola diet sehat untuk ditekuni, food combining namanya. Sedangkan saya menekuni ilmu manajemen dan bisnis dengan berbagai alasan.

Dalam perkembangannya, tanpa mereka sadari, saya sering melihat mereka berdua asyik sekali berbicara mengenai pengetahuan pola diet sehat itu. Dan entahlah, ada rasa ingin lebih dekat dengan  mereka, terlibat pembicaraan intensif dengan mereka. Akhirnya saya memutuskan juga ikut food combining. Yup… awalnya saya hanya ingin lebih dekat dengan 2 sahabat itu, ingin lebih menyelami lagi pemikiran mereka dan ingin tidak terjadi gap yang curam dalam komunikasi bersama mereka. Makanya saya ikut FC. Namun ada alasan lain tentunya : saya ingin lebih sehat.

Maka saya menjalani hari hari tanpa sarapan nasi uduk, lontong sayur atau bubur ayam. Tapi selalu menjadikan buah buahan sebagai sarapan setelah sebelumnya minum air jeruk nipis tanpa gula. Untuk makan siang dan makan malam, saya pun harus memilih apakah mau menu karbohidrat dengan sayur atau protein hewani dengan sayur tidak dengan menggabungkan karbohidrat dan protein hewani. Lalu sama sekali tidak makan olahan pabrikan.

Menurut – Andang Gunawan (Food Combining, Kombinasi Makanan Serasi)-Food Combining adalah metode pengaturan asupan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh, khususnya yang berhubungan dengan sistem pencernaan. Efek pola makan ini meminimalkan jumlah penumpukan sisa makanan dan metabolisme sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan zat makanan menjadi lancar dan pemakaian energi tubuh juga lebih efisien.

Dampak setelah melakukan pola FC saya merasa badan lebih ringan, enteng dibawa aktivitas dan perut saya yang suka gak enak karena banyak gas dan asam jadi enak. Lalu dalam 1 bulan berat badan saya turun 1 kg. Yang terakhir itu tolong abaikan saja J J J. Namun saya katakan kepada sahabat saya yang satu “ dengan ketatnya pengaturan di FC, saya akan tetap cheating mbak (cheating istilah dalam diet untuk menyebutkan aktivitas makan yang tidak sesuai juklak). Karena saya khawatir saya Nampak mengharamkan apa yg Allah halalkan. Untuk itu agar tetap saya menghalalkan apa apa yang diluar juklak saya akan cheating”

Dalam menjalani aktivitas pola makan sehat ini, saya dan 2 sahabat ini bergabung di salah satu group wa. Disitu selain diberikan petunjuk dan pelatihan secara on line, dengan kesadaran sendiri kami pun mengevaluasi kegiatan diet kami dengan laporan. Beberapa waktu dilalui… tahu tahu motor penggerak group ini yg sudah 2 tahun menjalani FC ternyata berubah haluan. Beliau mengubah pola makan sehatnya dari Food Combining ke Ketogenic Diet.

Diet ketogenik, apakah itu sebenarnya? Diet yang juga biasa disebut diet keto ini adalah sebuah pola diet yang menggunakan lemak tubuh (body fat) sebagai sebagai sumber energi. Fungsi karbohidrat sebagai sumber energi digantikan oleh lemak. Sejauh ini diet keto lumayan populer sebagai metode diet menurunkan berat badan. Dan juklak nya itu jauh berbeda dengan pola diet Food combining.

Lantas ??? … Kami bertiga merenung… satu sahabat saya yang lainnya. Dia memang yang paling tertib urusan diet. Dengan cepat dia memutuskan ikut juga Diet ketogenik. Saya dan sahabat satunya lagi kembali merenung.
Dan ini renungan saya :

Bahwa tiap orang ingin sehat itu pasti. Tujuannya agar bisa beraktivitas (beribadah) kepada Allah dengan kualitas yang baik. Allah sudah memberikan petunjuk tentang makanan dan minuman dengan jelas kepada kita kaum muslimin. Beserta cara pengolahan dan makannya. Namun memang secara rinci terkait dengan perubahan zaman hingga banyak jenis makanan atau pola makan yang berkembang itu memang harus dipelajari lebih lanjut. Namun intinya selama pola tersebut tidak mengharamkan apa yang halal serta sebaliknya. Juga hanya menggunakan jenis dan pola makanan yang halal dan tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan hadits maka itu boleh.

Untuk menyikapi permasalahan kesehatan yang menjadi bagian kajian ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya mengadopsi pemikiran Syaikh taqiyuddin An nabhani dalam kitab At tafkir bahwa metoda ilmiah dapat digunakan dalam pengkajian objek objek material yang dapat diindera. (termasuk untuk makanan dan pola makan ini). Dan juga memahami bahwa metoda ilmiah ini melahirkan kesimpulan ilmiah yang secara alamiah tunduk pada penelitian dan penelaahan . kesimpulan tersebut akan tetap merupakan kesimpulan ilmiah selama tidak ada penelitian ilmiah lain yang membuktikan adanya kekeliruan dalam salah satu aspeknya.

Maka tidak aneh kalau missal penggerak salah satu komunitas pola makan sehat terbesar di Indonesia ini (yang saya tahu begitu) lalu berubah haluan saya katakana sangat wajar. Hal tersebut akan sesuai dengan pengalaman empiris yang beliau temukan dalam dirinya atau pun orang lain di sekitarnya.
Namun dari sana akhirnya saya memutuskan untuk diri saya sendiri untuk tidak menggunakan pola diet apa pun. Nah lho… J J J . Bukan saya menyerah untuk kesehatan yang lebih baik. Tapi justru ingin lebih dari itu : sehat dan berpahala.

Basisnya justru lebih dari metoda ilmiah menurut saya , yaitu pemikiran rasional. Saya ingin menelusurinya lebih jauh dari Rasulullah Muhammad, insan yang tidak pernah sakit selain menjelang wafatnya. Bukan selama ini saya tidak memperhatikan pola dan cara makan dalam islam, tentu saja selama ini saya menggunakannya. Karena itu pola diet FC itu tidak saya gunakan sepenuhnya. Namun ini tentang pengetahuan yang lebih detail lagi tentang itu.

Malah saya berbincang dengan sahabat saya itu, seseorang yang mampu membuat metoda atau pola tertentu yang rinci sampai ke cara dan menu harian serta kronologi yang harus dilakukan harian dalam pola makannya adalah mujtahid masalah. Kategori mujtahid yang membidangi masalah tertentu. Dia levelnya dibawah mujtahid madzhab dan mujtahid mutlak.

Oh ya… bukan berarti saya juga menutup mata terhadap buku atau pola pola yang sudah ada saat ini. Saya apresiasi saudara muslim saya yang lain yang lebih dulu melaksanakannya. Namun saya ingin kajian yang lebih komprehensif. Kajian dalil syara dan pengetahuan objek fakta kesehatan yang mumpuni. Jangan sampai kajian ini luput tentang jenis makanan atau pola makan yang belum ada pada zaman rasul.

Saya hanya ingin pemahaman benar dalam meneladani rasul.  Menjadikan perilaku khas alami individunya (jibiliyah) sebagai perkara mubah untuk diikuti kecuali dengan rasa taqarub illallah dan cinta rasul sehingga berpahala. Sedangkan untuk aktivitas bukan alami individunya diteladani sebagai sebuah hukum (tasyri) bagi umatnya kecuali hukum yang khusus bagi beliau.
Aaaah kalau sudah begini saya selalu ingat kata kata suami saya. Beginilah kalau kita belum ke tahap mujtahid. Agak susah cari jawaban-jawaban permasalahan karena harus bertanya pada mujtahid hehehe… Lebih jauh lagi … mujtahid sekarang ini pun agak sulit mencari fakta yang real. Meski ilmu adalah universal boleh dipakai lintas agama karena dia berbasis fakta. Tetap saja pemilihan hasil penelitian muslim yang adil adalah keutamaan.

Namun kita lihat fakta sekarang bahnyak hasil penelitian itu hasil  dari sponsor dengan tendensi tertentu ketika membiayai penelitian. Kita lihat juga Fakta yang tertutupi dengan dalih penjualan ayat tertentu atau hadits tertentu untuk lakunya produk mereka. Padahal menggunakan produk lain pun bisa dan hukumnya boleh.

Dimana lagi menemukan lingkungan akademik dan wadah intelektual yang jujur untuk ilmu pengetahuan dan kemaslahatan kaum muslimin serta ketinggian izzah islam kalau bukan di system khilafah. Namun system kapitalis saat ini seperti menjerumuskan banyak peneliti dan intelektual kepada persaingan ilmu untuk komersialisasi. Namun tentu kita patut bersyukur, masih ada intelektual muda islam saat ini yang bertekad untuk mengembalikan identitas keilmuan mereka untuk islam dan izzah islam.  Allahu Akbar !!!